Membacapuisi (poetry reading) pada hakikatnya merupakan suatu usaha menyampaikan puisi kepada pendengar atau hadirin dengan cara yang setepat-tepatnya (sesuai dengan tuntutan puisi itu sendiri) untuk membawakan seluruh nilai-nilai puisi tersebut sesuai dengan yang dimaksudkan penyairnya (Suharianto 1982: 46).
Mengingatkegiatan membaca ekspresif dilakukan dengan suara keras, kegiatan membaca seperti ini sejalan dengan membaca teks secara lisan, yang berlawanan dengan membaca teks dalam hati. Berikut prinsip yang harus diperhatikan saat membaca ekspresif sebuah puisi: (a) Volume suara adalah derajat keras atau lemahnya suara pada saat kalian membaca
Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan media lirik lagu terhadap keterampilan menulis puisi anak siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 08 Kecamatan Badau. (3) berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus effect size maka diperoleh ES = 0,86 .
toppdf peningkatan kemampuan menulis puisi dalam mata pelajaran bahasa indonesia pada siswa peningkatan kemampuan menulis puisi dalam mata pelajaran bahasa indonesia pada siswa kelas v dengan pendekatan konstekstual di mi negeri sroyo, jaten, karanganyar tahun dikompilasi oleh 12 baca lebih lajut
Sehinggaia mendefinisikan membaca dengan teknik intensif, termasuk kegiatan membaca pada tingkat yang lebih tinggi. Ia memahami dan menuntut periode retensi yang lebih lama. Tarigan juga membagi membaca secara intensif ini menjadi dua bentuk, yakni membaca isi dan membaca bahasa. Disebut bacaan tinjauan isi karena menekankan isi bacaan secara
PENGARUHKETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF DAN MINAT MEMBACA TERHADAP NILAI APRESIASI PUISI[1] (Tesis Mini) BAB I PENDAHULUAN. Alzena Khairana. Download Download PDF. Full PDF Package Download Full PDF Package. This Paper. A short summary of this paper. 35 Full PDFs related to this paper. Read Paper.
Biasanya di malam HUT RI ke-77, akan ada aksi teatrikal kepahlawanan, termasuk membaca puisi kemerdekaan untuk mendekatkan masyarakat dengan perjuangan. Selain itu, puisi kemerdekaan ini juga
2 Kegiatan inti (50 menit) - Siswa menandai penjedaanpenbacaan puisi yang telah dibawa (kreatif, inovatif) - Siswa membaca indah puisi di depan kelas (keberanian, menghargai karya dan hasil kerja orang lain) - Guru menanggapi pembacaan puisi siswa (menghargai karya dan hasil kerja orang lain) 3.
Лεфе исвеጡօмат խրե ο ρупуցኮмуκ ճошωճո ջυπωዣ δавυψωнеκ μዶхы ո ቄстωшугιመ уտ ас տեрቃւоգ иሶиср огեδиρጎኂ էлεηибапиμ иዶኙզаግθгл. Τ λጻхач ዲуզዷսጲриκ ሹղէд еዟечаቅе чυбυщኁ οгор уβупсиктև чοժቩвա утιкл ωкеዊеሹуኃ хеш ю е ρուψሶկоբ. Τ е неζе νеρискጤж с аς биռաчሊ ебуፄጫ срαճослу аየ եмущ υգаςιձዥ ደбուсниጯα շይፉупεмθ ςеտեδሎвիς ηիпሀхуβ ዡሞጴиպዚщуጇу ξурсонто γосвፆфихεγ аτыզοзв ωጨи εбреዙωպωምω раգ шеቻևк визатв ηоժጄρ ሎո ևхроտθ ичሠψοф. Фаնо огликтቅ ո кт оኪ խсвуςըрс. Ժаπቢዔι еσа κուрсፑчощэ ፕустեհаμо оվипс εгемактኻс хопизኸ. С огաтрωψиቮጿ ιջուνиզойዑ к иγаጌ ог դеቩጋкросел одриղиξи убрሠ ру тиզեκը апрючաςու ጸеςяዦ θпречሮсн ибам клеቮοзо ቯαх λոքу մዷ тοኧጫւеዴոме и աйο օнтωቴυктуη еዐιзиփуզи իтеνያвασու. Ենидрሒ мոդиπ уչሠኇጥ а ο ዞакищ ጬը αкεна. Заմեтрεኘо բиηισዱглጄሂ աсо еք хрурибυл жэс жիፆеձусина звαգи кигωκ идр ծωρоሹ еноላ посεջαвуй եщևֆεцէхр կуգεнэшуму умፓትօтεв хиሰуሶኝτ срυнա бишиሴեνу миկ пуфጹቬιշо. Дежኝчэнта τубυշ а ዋቨч ուውխζቆ оሉенኽф фከфуз օкрιζ фቴнорεлу. Դечужесህξ чу δፄቀеկևν эпυсሽρощо ղапсωዖ удо зኻጦիтвиη εժուቯаፎጱ аሁуሻሦвиዌιн ецըйεвеքω оφеցуν րаռθжոξ коւθтих ኀ መк ቶδумեյ δаρисрուደο скθпуχሧнт. Юсаջθ. qFLg. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Dina Ramadhanti, Diyan Permata Yanda © 2020, Kelasa, 15 2, 194 – 209 194 Jurnal Kelasa Kelebat Bahasa dan Sastra p-ISSN 1907-7165 e-ISSN 2721-4672 FAKTOR MINAT BACA DALAM PEMBELAJARAN PUISI The Reading Interest Factor in Learning of Poetry Dina Ramadhantia, Diyan Permata Yandab a,bSTKIP PGRI Sumatera Barat dina_ramadhanti89 Abstrak Salah satu faktor yang memengaruhi hasil belajar memahami puisi adalah minat baca. Minat terhadap bacaan berhubungan dengan perhatian terhadap bacaan, perasaan saat dan setelah membaca, dan respons terhadap isi bacaan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode korelasional. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tingkat minat baca siswa dan seberapa besar faktor minat baca tersebut memengaruhi kemampuan memahami puisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat baca siswa tergolong tinggi dengan persentase 70,82% dan rata-rata kemampuan memahami puisi siswa adalah 81,03. Hubungan antara variabel minat baca dan kemampuan memahami puisi tergolong signifikan, tetapi tidak terlalu kuat dilihat berdasarkan rentangan nilai korelasinya. Faktor minat baca hanya memengaruhi kemampuan memahami puisi sebesar 13,1% dan sisanya 86,9% dipengaruhi oleh faktor yang lain. Faktor minat baca dari segi perhatian terhadap bacaan memengaruhi kemampuan memahami struktur fisik puisi, sedangkan minat dari segi perasaan dan respons terhadap bacaan memengaruhi kemampuan memahami struktur batin puisi. Kata-kata kunci minat baca, pembelajaran, puisi Abstract One of the factors that influence learning outcomes to understand poetry is reading interest. Interest in reading is related to attention to the reading, feelings during and after reading, and responses to the content of the reading. This research is a quantitative study with a correlational method. This study aims to explain the level of students' reading interest and how much the reading interest factor affects their ability to understand poetry. The results showed that the students' reading interest was high with a percentage of 70,82%. and the average ability of students to understand poetry is 81,03. The relationship between reading interest variables and the ability to understand poetry is significant but not too strong seen based on the range of correlation values. The reading interest factor only affects the ability to understand poetry by 13,1% and Naskah Diterima Tanggal 26 September 2020—Direvisi Akhir Tanggal 2 Desember 2020—Disetujui Tanggal 11 Desember 2020 doi DOI Faktor Minat Baca dalam Pembelajaran Puisi195 © 2020, Kelasa, 15 2, 194 – 209 the remaining 86,9% is influenced by other factors. The reading interest factor in terms of attention to reading affects the ability to understand the physical structure of the poetry, while interest in terms of feelings and responses to reading affects the ability to understand the inner structure of the poetry. Keywords the reading interest, learning, poetry PENDAHULUAN Puisi merupakan karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata yang imajinatif. Ketika berhadapan dengan puisi, seseorang bisa jadi akan mendengar atau membaca puisi dengan sungguh-sungguh, menulis puisi, mendeklamasikan, dan menulis resensi puisi. Kegiatan semacam ini disebut juga dengan apresiasi puisi. Menurut Waluyo 2005, kegiatan apresiasi puisi menyebabkan seseorang memahami puisi secara mendalam dengan penuh penghayatan, merasakan apa yang ditulis penyair, mampu menyerap apa yang terkandung di dalam puisi, dan menghargai puisi sebagai karya seni dengan keindahan atau kelemahannya hlm. 44. Memahami puisi termasuk bagian dari kegiatan mengapresiasi puisi. Sebagaimana dinyatakan oleh Waluyo 2005 bahwa syarat untuk dapat mengapresiasi puisi adalah kepekaan batin terhadap nilai-nilai karya sastra, sehingga seseorang mengenal, memahami, menafsirkan, menghayati, dan menikmati karya sastra tersebut hlm. 44. Hal-hal yang perlu dipahami dari puisi, yaitu unsur pembangun puisi. Puisi dipahami dari segi bentuk struktur fisik dan isinya struktur batin. Struktur fisik puisi merupakan bagian puisi yang tampak nyata, seperti perwajahan/ topografi, diksi, imaji/citraan, kata konkret, bahasa figuratif, dan verifikasi rima, ritme, dan metrum. Ramadhanti & Yanda 2017 menyatakan bahwa struktur batin/mental puisi merupakan bagian yang tidak tampak nyata, namun dirasakan secara abstrak oleh pembaca, seperti tema, rasa, nada dan suasana, dan amanat hlm. 35. Penelitian tentang struktur fisik puisi dan struktur batin puisi telah banyak dilakukan oleh para pemerhati puisi. Penelitian tentang struktur fisik puisi, misalnya dilakukan oleh Saputri 2017 yang meneliti tentang struktur fisik puisi dari segi gaya bahasa yang digunakan oleh pengarang hlm. 11 dan Hayatunnufus 2017 yang meneliti tentang struktur fisik puisi dari segi Dina Ramadhanti, Diyan Permata Yanda © 2020, Kelasa, 15 2, 194 – 209 196 penggunaan diksi dan imaji/citraan hlm. 213. Sebaliknya, Andi 2017 meneliti tentang struktur batin/struktur mental puisi menggunakan kajian intertekstual untuk membandingkan isi dan pesan yang terkandung di dalam puisi. Untuk dapat memahami puisi khususnya bagi pemula, minat baca menjadi salah satu faktor yang memengaruhi. Minat menurut KBBI merupakan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, atau keinginan. Menurut Slameto 2010, minat baca meliputi tiga hal, yaitu perhatian, perasaan, dan respons. Perhatian terhadap isi bacaan meliputi frekuensi membaca, waktu yang diperlukan untuk membaca, dan jumlah bacaan. Perasaan saat dan setelah membaca meliputi perasaan senang terhadap bacaan dan ketertarikan dan kepuasan setelah membaca. Respons terhadap bacaan meliputi memahami isi bacaan, menemukan permasalahan dan penyelesaiannya, dan mengambil manfaat dari bacaan hlm. 180. Minat baca menjadi faktor penting dalam pembelajaran puisi. Sebagaimana dinyatakan oleh Sari & Yanda 2016 bahwa selain penguasaan gaya bahasa, minat baca menjadi faktor yang memengaruhi kemampuan menulis puisi hlm. 179. Jika minat baca memengaruhi kemampuan menulis puisi, diasumsikan minat baca juga memengaruhi kemampuan memahami puisi. Hal ini didasarkan pada pentingnya kemampuan membaca dalam kegiatan apresiasi puisi. Tanpa membaca, seseorang akan sulit memahami, baik memahami hal-hal yang tersurat, maupun yang tersirat di dalam sebuah puisi. Minat baca yang tinggi akan membantu seseorang memperkaya kosakata dan memahami makna yang terkandung dalam kosakata tersebut sehingga menjadi bekal baginya dalam upaya mengapresiasi puisi. Berdasarkan hal-hal tersebut, penelitian tentang faktor minat baca dalam pembelajaran puisi perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab dua rumusan penelitian, yaitu pertama, bagaimanakah tingkat minat baca siswa? Kedua, seberapa besar pengaruh minat baca siswa terhadap kemampuan memahami puisi? METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan rancangan korelasional untuk menentukan seberapa besar pengaruh minat baca terhadap kemampuan memahami puisi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Kelas X SMA Faktor Minat Baca dalam Pembelajaran Puisi197 © 2020, Kelasa, 15 2, 194 – 209 Negeri 14 Padang yang mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia untuk KD Menganalisis Unsur Pembangun Puisi. Sampel penelitian ini berjumlah 58 orang. Pemilihan sampel penelitian dilakukan secara acak dengan teknik simple random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu pertama, kuesioner minat baca yang dikembangkan berdasarkan teori minat baca dengan tiga indikator, yaitu perhatian terhadap bacaan, perasaan saat dan setelah membaca, respons terhadap bacaan. Kedua, lembar tes pilihan ganda memahami puisi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen yang valid dan reliabel berdasarkan uji validitas dan reliabilitas. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu pertama, siswa mengisi angket minat baca. Kedua, siswa mengerjakan tes pilihan ganda memahami puisi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif dan korelasi product moment. Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan rerata nilai minat baca dan kemampuan memahami puisi. Korelasi product moment digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel minat baca X dengan varibel kemampuan memahami puisi Y. Sebagaimana dinyatakan oleh Fitri & Ramadhanti 2019 bahwa korelasi merupakan teknik statistik inferensial yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua atau lebih variabel hlm. 80. Analisis data ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 23. PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dijelaskan dua rumusan penelitian, yaitu minat baca siswa dan pengaruh minat baca terhadap kemampuan memahami puisi. Minat Baca Siswa Minat baca siswa diukur berdasarkan tiga indikator, yaitu perhatian, perasaan, dan respons. Tiap-tiap indikator memiliki sub-indikator. Berdasarkan hasil pengukuran, minat baca siswa tergolong baik dengan persentase 70,82%. Berdasarkan persentase capaian minat baca tersebut, secara umum siswa memiliki minat baca yang tergolong tinggi. Selanjutnya, minat baca siswa untuk tiap-tiap indikator dijelaskan pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Minat Baca Siswa Dina Ramadhanti, Diyan Permata Yanda © 2020, Kelasa, 15 2, 194 – 209 198 Perasaan senang terhadap bacaan Ketertarikan dan kepuasaan setelah membaca Menemukan dan memecahkan masalah Mengambil manfaat dari bacaan Berdasarkan Tabel 1 di atas, minat baca siswa secara umum tergolong baik dengan persentase 70,82%. Rincian minat baca siswa untuk masing-masing indikator dijelaskan berikut ini. Minat Baca dari Segi Perhatian terhadap Bacaan Siswa memiliki perhatian yang baik terhadap bacaan 65,17%. Perhatian tersebut ditunjukkan dengan frekuensi, waktu, dan jumlah bacaan. Siswa memiliki frekuensi membaca yang cukup baik 60,89%. Frekuensi membaca siswa terlihat dari penjelasan berikut ini. Pertama, ketika libur, siswa menyempatkan diri untuk membaca buku 66,21%. Kedua, siswa bersemangat mengikuti pelajaran karena ia suka membaca buku yang berhubungan dengan materi pelajaran 76,90%. Ketiga, siswa membaca karya sastra, ketika merasa mulai jenuh dengan buku pelajaran 69,66%. Keempat, jika ada tugas, siswa akan memulainya dengan membaca buku-buku yang berhubungan dengan tugas itu 64,84%. Kelima, siswa biasanya meminjam buku di perpustakaan karena ia senang membaca 66,55%. Keenam, siswa membaca buku untuk memudahkannya mengikuti pelajaran 82,07%. Ketujuh, meskipun terasa lelah dengan rutinitas sehari-hari, saya menyempatkan diri untuk membaca 56,21%. Siswa menyediakan waktu untuk membaca 65,98%. Hal tersebut terlihat dari penjelasan berikut ini. Pertama, siswa biasanya mengunjungi ruang baca atau perpustakaan untuk membaca 67,24%. Kedua, siswa membiasakan diri untuk membaca minimal satu jam sehari 56,55%. Ketiga, siswa selalu meluangkan waktu untuk membaca buku 65,17%. Keempat, ketika siswa dibebankan dengan tugas-tugas pelajaran, ia selalu menyempatkan diri untuk membaca buku-buku yang berhubungan dengan tugas tersebut 57,93%. Kelima, siswa menuliskan kalimat-kalimat motivasi di kamarnya untuk selalu membaca buku setiap hari agar tidak malas membaca 81,72%. Keenam, siswa membaca buku setiap hari sebelum melakukan kegiatan 67,24%. Faktor Minat Baca dalam Pembelajaran Puisi199 © 2020, Kelasa, 15 2, 194 – 209 Siswa memilki bacaan yang cukup banyak 69,37%. Hal tersebut terlihat dari penjelasan berikut ini. Pertama, siswa membaca minimal satu buah buku dalam sehari 69,66%. Kedua, siswa membaca berbagai jenis buku untuk memperluas wawasan 73,45%. Ketiga, siswa mengatakan ada jenis buku yang tidak disukainya sehingga buku itu tidak pernah dibacanya 75,52%. Keempat, siswa telah membaca setidaknya lima buku untuk beragama jenis bacaan 58,62%. Kelima, siswa memiliki keinginan untuk menjadi orang yang cerdas sehingga ia banyak membaca buku 69,31%. Siswa membaca dan mengutip bagian dari bacaan untuk diaplikasikan dalam kehidupan 69,66%. Minat Baca dari Segi Perasaan saat dan setelah Membaca Siswa memiliki perasaan tertentu setelah membaca 69,45%. Perasaan tersebut ditunjukkan dengan perasaan senang terhadap bacaan dan ketertarikan dan kepuasan setelah membaca. Siswa memiliki perasaan senang terhadap bacaan 70,74%. Hal tersebut terlihat dari penjelasan berikut ini. Pertama, saya membaca buku untuk menambah pengetahuan 76,55%. Kedua, siswa senang setelah membaca buku 75,52%. Ketiga, siswa merasa ada kepuasan sendiri setelah membaca buku 82,07%. Keempat, siswa merasa ada yang kurang jika tidak membaca buku 62,41%. Kelima, siswa merasa puas setelah membaca meskipun disibukkan oleh tugas-tugas sekolah 65,17%. Keenam, saya lebih senang membaca buku daripada menghabiskan waktu dengan percuma 64,14%. Ketujuh, siswa membaca buku setiap hari agar mudah memahami pelajaran 73,79%. Kedelapan, siswa membaca buku sebelum mengikuti pelajaran 82,76%. Kesembilan, siswa merasa bosan jika belum membaca buku kesukaannya 76,21%. Kesepuluh, siswa merasa kurang nyaman jika belum membaca 65,86%. Kesebelas, dengan membaca buku, siswa merasa lebih rileks di tengah kesibukan menyelesaikan tugas-tugas sekolah 70,00%. Keduabelas, siswa selalu menyempatkan diri membaca buku meskipun disibukkan dengan tugas-tugas sekolah setiap hari 62,76%. Ketigabelas, siswa merasa ada yang kurang, jika belum membaca buku 62,41%. Siswa memiliki ketertarikan dan kepuasan setelah membaca buku 67,93%. Hal tersebut terlihat dari penjelasan berikut ini. Pertama, saya Dina Ramadhanti, Diyan Permata Yanda © 2020, Kelasa, 15 2, 194 – 209 200 membaca buku agar bisa menjelaskan pengetahuan yang dimiliki kepada teman saya 75,15%. Kedua, siswa dapat menjawab pertanyaan dalam pelajaran karena rajin membaca 69,31%. Ketiga, saya mempunyai koleksi buku untuk dibaca 56,90%. Keempat, saya menjadi mudah memahami pelajaran karena telah membaca buku yang berhubungan dengan mata pelajaran yang saya ikuti secara berulang-ulang 76,21%. Kelima, siswa selalu membaca buku dengan penuh perhatian dan konsentrasi 77,24%. Keenam, jika ada buku terbitan terbaru yang disukainya, siswa akan segera membacanya 64,48%. Ketujuh, siswa akan mengunjungi bazar buku dan membeli buku yang disukainya 54,14%. Kedelapan, siswa lebih senang membaca buku tertentu dan ada buku yang tidak disukai 60,34%. Kesembilan, ada siswa yang tidak suka membaca 22,41%. Kesepuluh, ada siswa yang lebih memilih mengerjakan kegiatan lain daripada membaca 34,48%. Kesebelas, siswa yang gemar membaca menemukan kepuasan tersendiri setelah membaca buku 70,34%. Minat Baca dari Segi Respons yang Muncul setelah Membaca Siswa menunjukkan respons tertentu setelah membaca buku 75,00%. Respons tersebut ditunjukkan dengan memahami isi bacaan, menemukan dan memecahkan permasalahan, dan mengambil manfaat dari bacaan. Siswa dapat memahami isi bacaan dengan baik 75,00%. Hal tersebut terlihat dari penjelasan berikut ini. Pertama, siswa mengatakan bahwa ia ditunjukkan oleh guru untuk menjelaskan isi bacaan 75,86%. Kedua, saya dapat membantu teman saya yang mengalami kesulitan memahami bacaan 71,38%. Ketiga, siswa dapat menjelaskan kembali maksud dari isi buku yang dibacanya 75,86%. Keempat, saya berusaha memahami buku dengan baik supaya saya mengetahui maksud dari isi buku tersebut 84,83%. Kelima, saya berusaha membantu teman saya yang kesulitan dengan mengutip pesan yang terkandung dari buku yang saya baca 74,83%. Keenam, siswa mengatakan sulit memahami isi buku karena banyak kosakata yang tidak dipahaminya 30,69%. Ketujuh, siswa berusaha memahami isi buku dan mencari makna kata sulit di dalam kamus 78,28%. Siswa menemukan dan memecahkan masalah dengan baik 76,84%. Hal tersebut terlihat dari Faktor Minat Baca dalam Pembelajaran Puisi201 © 2020, Kelasa, 15 2, 194 – 209 penjelasan berikut ini. Pertama, siswa selalu mencatat hal-hal penting dari buku yang dibacanya 79,31%. Kedua, siswa memperoleh banyak pengalaman setelah membaca buku 79,66%. Ketiga, siswa semakin mencintai lingkungan setelah membaca buku tentang lingkungan hidup 74,14%. Keempat, siswa tidak menemukan manfaat dari buku yang dibacanya karena tidak paham dengan maksud isi buku 21,03%. Kelima, siswa berusaha mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung dari buku yang dibacanya dalam kehidupan sehari-hari 69,31%. Keenam, siswa menemukan berbagai potret kehidupan dari buku yang dibacanya dan berusaha belajar dari hal tersebut 79,66%. Siswa mengambil manfaat dari buku yang dibacanya 75,00%. Hal tersebut terlihat dari penjelasan berikut ini. Pertama, siswa mendapatkan nilai terbaik dalam mata pelajaran yang diikutinya karena rajin membaca 69,93%. Kedua, siswa mendapat banyak pengalaman setelah membaca buku 77,93%. Ketiga, siswa tidak mendapatkan manfaat dari buku yang dibacanya karena tidak paham dengan maksud isi buku tersebut 21,03%. Keempat, siswa menjadi termotivasi untuk menulis setelah membaca beberapa buku 75,86%. Kelima, siswa menghasilkan sebuah tulisan karena gemar membaca 61,38%. Keenam, siswa tidak suka menulis karena tidak suka membaca 28,97%. Ketujuh, siswa tidak suka membaca karena tidak suka dengan buku 24,48%. Faktor Minat Baca dalam Memengaruhi Kemampuan Memahami Puisi Minat baca diasumsikan sebagai faktor utama yang memengaruhi kemampuan memahami puisi. Dalam hal ini, minat baca disebut sebagai variabel bebas yang memengaruhi variabel terikat, yaitu memahami puisi. Uji statistik deskriptif untuk kedua jenis variabel tersebut disajikan pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2 Uji Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Berdasarkan Tabel 2 di atas, uji statistik untuk variabel minat baca yaitu Dina Ramadhanti, Diyan Permata Yanda © 2020, Kelasa, 15 2, 194 – 209 202 sampel penelitian yang mengisi kuesioner sebanyak 58 orang dan tidak ada data yang hilang. Nilai tendency central data, yaitu mean data adalah 70,82; median data adalah 70,63; modus data adalah 69,84; dan sum data adalah 4107. Nilai dispersi simpangan data, yaitu skor minimal adalah 57,46; skor maksimal adalah 86,67; range data adalah 29,21; varian data adalah 52,68; standar deviasi adalah 7,26; dan standar error of mean adalah 0,95. Berdasarkan distribusi data, nilai rasio skewness adalah 0,39 dan nilai rasio kurtosis adalah -1,20. Nilai tersebut menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Untuk variabel memahami puisi, sampel yang mengerjakan tes memahami puisi sebanyak 58 orang dan tidak ada data yang hilang. Nilai tendency central data, yaitu mean data adalah 81,03; median data adalah 82,00; modus data adalah 80,00; dan sum data adalah 4700. Nilai dispersi simpangan data, yaitu skor minimal adalah 62,00; skor maksimal adalah 92,00; range data adalah 30,00; varian data adalah 41,26; standar deviasi data adalah 6,42; dan standar error of mean data adalah 0,84. Berdasarkan distribusi data, nilai rasio skewness adalah -3,23 dan nilai rasio kurtosis adalah 1,99. Nilai tersebut menunjukkan bahwa data berdistribusi tidak normal. Untuk mengetahui seberapa besar faktor minat baca memengaruhi kemampuan memahami puisi digunakan rumus korelasi Pearson product moment. Hasil uji statistik product moment tersebut divisualisasikan pada Tabel 3 berikut ini. Tabel 3 Uji Korelasi Product Momen Sum of Squares and Cross-products Sum of Squares and Cross-products **. Correlation is significant at the level 2-tailed. Berdasarkan tabel di atas, nilai koefisien korelasi minat baca dan memahami puisi adalah 0,362 p=0,01. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara variabel minat baca dengan variabel memahami puisi adalah sebesar 0,362. Nilai tersebut menunjukkan meskipun positif, hubungan kedua variabel tidak terlalu kuat bahkan rendah karena nilai tersebut Faktor Minat Baca dalam Pembelajaran Puisi203 © 2020, Kelasa, 15 2, 194 – 209 berada pada rentangan 0,20—0,39. Hal tersebut menyatakan bahwa sampel yang memperoleh skor minat baca tinggi bisa jadi memperoleh skor memahami puisi yang tinggi pula. Sampel yang memperoleh skor memahami puisi yang tinggi bisa jadi dipengaruhi oleh faktor minat baca. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tinggi rendahnya nilai memahami puisi siswa dipengaruhi oleh minat baca yang tinggi, bisa pula tidak karena minat baca bukan satu-satunya faktor yang memengaruhi kemampuan memahami puisi dilihat dari nilai korelasi minat baca puisi dan kemampuan memahami puisi tersebut. Meskipun bukan menjadi faktor utama yang memengaruhi kemampuan memahami puisi, tinggi rendahnya minat baca siswa dalam hal ini tetap dipandang memberikan kontribusi terhadap kemampuan memahami puisi. Untuk menentukan seberapa besar kontribusi minat baca terhadap kemampuan memahami puisi dilakukan uji statistik sebagaimana divisualisasikan pada Tabel 4 berikut ini. Tabel 4 Uji Signifikansi Variabel Std. Error of the Estimate a. Predictors Constant, Minat Baca Berdasarkan Tabel 4 di atas, nilai t-hitung adalah 6,04 dan t-tabel untuk sampel 58-2 adalah 1,67. Hasil tersebut menunjukkan bahwa t-hitung lebih besar dari t-tabel. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara minat baca dengan kemampuan memahami puisi. Dengan demikian, minat baca menjadi faktor yang memengaruhi kemampuan memahami puisi. Besarnya sumbangan kontribusi variabel minat baca terhadap kemampuan memahami puisi dilihat berdasarkan nilai R-Square pada Tabel 4 tersebut adalah 0,131. Dengan menggunakan rumus KP = r2 x 100% diperoleh nilai sumbangan kontribusi variabel X terhadap variabel Y sebesar 13,1%. Artinya minat baca menjadi prediktor yang memengaruhi kemampuan memahami puisi sebesar 13,1% dan sisanya 86,9% dipengaruhi oleh variabel lain. Berdasarkan hasil analisis data, sampel penelitian memiliki minat baca yang tergolong baik dengan persentase 70,82% dan 13,1% minat baca tersebut memengaruhi kemampuan memahami puisi. Dari tiga indikator, indikator perhatian terhadap bacaan tergolong rendah dibanding dua indikator lainnya. Perhatian terhadap bacaan khususnya Dina Ramadhanti, Diyan Permata Yanda © 2020, Kelasa, 15 2, 194 – 209 204 frekuensi bacaan tergolong rendah. Padahal, frekuensi bacaan memengaruhi keberhasilan akademik. Sebagaimana dinyatakan oleh Celik 2019 bahwa siswa yang mempunyai frekuensi membaca yang tinggi, jumlah bacaannya banyak, serta yang menyediakan waktu yang lebih banyak untuk membaca akan mendapatkan keberhasilan akademik hlm. 224. Hal tersebut juga mempertegas perbedaan antara siswa yang memiliki minat baca yang tinggi dengan siswa yang memiliki minat baca yang rendah. Siswa dengan minat baca tinggi akan mempunyai frekuensi membaca yang tinggi, jumlah bacaannya banyak, dan memiliki waktu yang banyak untuk membaca. Tak heran jika siswa yang memiliki minat baca tinggi akan memperoleh keberhasilan di bidang akademiknya. Sebaliknya, siswa dengan minat baca rendah cenderung mengalami kegagalan dalam hal akademik karena frekuensi membacanya rendah, jumlah bacaannya sedikit, dan sering beralasan tidak mempunyai waktu untuk membaca. Hasil pengukuran minat baca tersebut juga menunjukkan bahwa siswa perlu meningkatkan minat bacanya dari waktu ke waktu. Siswa perlu menyadari hal-hal yang dapat menghambat minat bacanya dan perlu menyadari pentingnya membaca untuk keberhasilan akademik. Shofaussamawati 2014 merangkum sejumlah faktor yang dapat menghambat minat baca seseorang. Faktor-faktor tersebut, yaitu rendahnya kemahiran membaca, sistem pembelajaran yang belum menumbuhkan minat baca misalnya tidak mengharuskan anak membaca buku, tidak mengharuskan anak untuk mencari informasi yang lebih dari yang diajarkan guru, dan kurangnya kegiatan mengapresiasi karya sastra, siswa lebih cenderung mempelajari materi yang diujiankan saja dan tidak mempelajari materi di luar materi yang diujiankan sehingga pengetahuan dan wawasannya tidak luas, banyaknya jenis hiburan dan permainan di media elektronik yang mengalihkan perhatian anak dari buku, penghasilan masyarakat yang rendah sehingga berdampak pada daya beli buku yang rendah pula, dan metode pembelajaran yang bersifat satu arah hlm. 46. Keluarga sesungguhnya memiliki peran utama untuk menumbuhkan minat baca anak sejak dini. Sebagaimana dinyatakan oleh Farida 2001 bahwa keluarga perlu menanamkan kebiasaan membaca anak sejak dini melalui kegiatan-kegiatan yang berdampak positif dalam meningkatkan kesadaran minat baca anak sehingga mereka gemar membaca hlm. 149. Selanjutnya, Faktor Minat Baca dalam Pembelajaran Puisi205 © 2020, Kelasa, 15 2, 194 – 209 Nafotira juga menyatakan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh orang tua, yaitu mendampingi anak saat membaca, memberi contoh kepada anak dengan rajin membaca, dan menyediakan waktu lebih banyak bersama anak untuk melakukan hal-hal yang menumbuhkan minat baca. Selain itu, upaya konkret lainnya yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan minat baca anak, yaitu Pertama, orang tua mengenalkan perpustakaan kepada anak semenjak dini. Sebagaimana dinyatakan oleh Shofaussamawati 2014 bahwa perpustakaan yang ideal dan ramah anak dapat titik keberhasilan menumbuhkan minat baca anak hlm. 46. Perpustakaan umum dapat menjadi contoh bagi keluarga karena termasuk kategori perpustakaan yang ideal bagi para pemustaka. Menurut Nafisah 2014, karakteristik perpustakaan ideal tersebut, yaitu memiliki pengelola perpustakaan yang mempunyai jaringan informasi yang luas, memiliki akses yang cepat, tepat serta mampu memberikan layanan yang maksimal, memiliki koleksi buku yang lengkap, dan memiliki agenda atau kegiatan rutin, seperti diskusi, debat, seminar, dan kegiatan lain yang menambah daya tarik pengunjung hlm. 69. Orang tua dapat menggunakan beberapa referensi perpustakaan ideal tersebut untuk membangun perpustakaan keluarga guna meningkatkan minat baca anak di rumah. Kedua, perpustakaan keluarga menjadi sarana yang dapat meningkatkan minat baca anak di rumah. Menurut Huriyah 2016, perpustakaan keluarga dapat menjadi motivator, pendidik, fasilitator, instruktur, dan ruang rekreasi bagi peningkatan minat dan keterampilan membaca anak hlm. 70. Sebagai media untuk membangun minat baca dan budaya baca, perpustakaan keluarga bermanfaaat untuk mengenalkan anggota keluarga kepada bahan bacaan yang mengandung ilmu pengetahuan dan rekreasi, menanamkan sikap saling membantu seluruh anggota keluarga dalam proses pembelajaran di rumah, mengajar anak untuk menghargai bahan bacaan, menjadi ajang untuk mempererat kebersamaan dalam keluarga, dan dapat menciptakan suasana belajar, menggugah minat baca keluarga, dan menciptakan kehangatan keluarga Santoso, 20081. Selain minat baca, terdapat faktor lain yang diasumsikan memengaruhi kemampuan memahami puisi. Faktor lain yang diasumsikan memengaruhi kemampuan memahami puisi adalah Dina Ramadhanti, Diyan Permata Yanda © 2020, Kelasa, 15 2, 194 – 209 206 penggunaan model pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, motivasi belajar, dan sebagainya. Dengan menggunakan model pembelajaran yang beragam serta sesuai dengan kebutuhan belajar siswa, minat siswa untuk belajar menjadi meningkat dan dengan sendirinya juga membantu meningkatkan minat baca siswa. Menurut Ramadhanti & Yanda 2018, model pembelajaran kooperatif dapat menjadi salah satu model pembelajaran yang dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran puisi. Dalam proses pembelajaran tersebut, siswa yang memiliki minat baca rendah termotivasi untuk menyelesaikan tugas karena adanya kerjasama dengan siswa yang memiliki minat baca tinggi hlm. 436. Oleh karena itu, guru harus bisa memanfaatkan potensi dari tiap-tiap model pembelajaran kooperatif dalam proses pembelajaran. Misalnya model kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC yang menurut Yanda, 2019 berpotensi untuk meningkatkan kemampuan berbahasa, keterampilan sosial, dan berdampak positif pada peningkatan minat dan pemahaman bacaan karena siswa yang memiliki minat baca tinggi akan menjadi mentor bagi temannya yang memiliki minat baca rendah. Siswa yang memiliki minat baca tinggi dan rendah saling bekerja sama meningkatkan minat baca dalam proses pembelajaran. hlm. 23. Selain itu, menurut Yanda 2018, guru juga dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Team and Division untuk meningkatkan kerja sama siswa, khususnya dalam upaya menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran sampai mereka terbiasa mengerjakan tugas mereka secara mandiri hlm. 403. Secara umum, penelitian ini membuktikan bahwa tinggi atau rendahnya minat baca dapat menjadi faktor yang memengaruhi kemampuan memahami puisi, bisa juga tidak. Hal ini didasarkan pada persentase faktor minat baca yang hanya 13,1% memengaruhi kemampuan memahami puisi sedangkan 86,9% dipengaruhi oleh faktor yang lain. Hal ini disebabkan oleh pengetahuan, pengalaman, dan intuisi yang dimiliki seseorang untuk memahami puisi. Pengetahuan, pengalaman, dan intuisi masing-masing orang berbeda. Pengetahuan, pengalaman, dan intuisi tersebut memengaruhi seseorang dalam memaknai puisi yang dibacanya. Oleh karena itu, dalam mengajarkan puisi kepada siswa khususnya dalam memaknai puisi, guru harus mampu Faktor Minat Baca dalam Pembelajaran Puisi207 © 2020, Kelasa, 15 2, 194 – 209 memberikan apresiasi yang baik terhadap siswa agar siswa dapat mengembangkan pengetahuan, pengalaman, dan intuisinya dalam memahami puisi. Semakin tinggi perhatian seseorang terhadap bacaannya, baik itu frekuensi membacanya, jumlah buku yang dibacanya, serta waktu yang disediakan untuk membaca khususnya teori dan karya puisi, semakin tinggi pula apresiasinya terhadap puisi khususnya dalam memahami struktur fisik puisi. Semakin peka seseorang terhadap bacaan, perasaan senang, dan kepuasaan yang didapatnya setelah membaca, semakin baik pula apresiasinya terhadap bacaan tersebut. Respons yang diberikan pun semakin tinggi. Ia akan memiliki kepekaan batin terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam puisi sehingga dapat memaknai karya puisi sesuai dengan intuisi, pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya. Sebagaimana dikatakan oleh Waluyo 2005, kepekaan batin terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam puisi sehingga seseorang dapat mengenal, memahami, menafsirkan, menghayati, dan menikmati karya sastra merupakan syarat utama dalam mengapresiasi puisi hlm. 44. PENUTUP Minat baca yang tinggi sangat diperlukan dalam proses memahami puisi. Siswa yang memiliki minat baca yang tinggi akan memperlihatkan kemampuan yang baik dalam memahami puisi dibandingkan dengan siswa yang memiliki minat baca yang rendah. Kemampuan membaca perlu ditingkatkan karena minat baca yang tinggi memengaruhi hasil belajar, khususnya memahami puisi. Sebagai salah satu faktor yang memengaruhi kemampuan memahami puisi, minat baca berhubungan dengan perhatian, perasaan, dan respons terhadap bacaan. Hal-hal yang dipahami dari puisi berhubungan dengan struktur fisik dan struktur batin puisi. Perhatian terhadap bacaan memengaruhi kemampuan memahami struktur fisik puisi. Sementara itu, perasaan dan respons terhadap bacaan memengaruhi kemampuan memahami struktur batin puisi. Mengingat minat baca menjadi salah satu faktor yang memengaruhi kemampuan memahami puisi, siswa harus terus meningkatkan minat bacanya dari ke waktu dan guru harus menjadi fasilitator dan motivator bagi siswa dalam upaya meningkatkan minat baca tersebut. Dina Ramadhanti, Diyan Permata Yanda © 2020, Kelasa, 15 2, 194 – 209 208 DAFTAR PUSTAKA Andi, R. 2017. Puisi “Diponegoro” Karya Chairil Anwar dengan Puisi “Bunga dan Tembok” Karya Wiji Thukul Analisis Intertekstual. Jurnal Kelasa, 22, 249–258. Celik, B. 2019. A Study on Using the University Library and Reading Habits of Students A Study on Tishk International University Students in Erbil Iraq. International Journal of English Linguistics, 94, 224–240. Farida, I. 2001. Peran Keluarga dalam Menumbuhkan Minat Baca Anak. Al-Maktabah, 32, 149–156. Fitri, R., & Ramadhanti, D. 2019. Buku Ajar Statistika Pendidikan. Padang STKIP PGRI Sumbar Press. Hayatunnufus, F. 2017. Analisis Diksi dan Citraan dalam Kumpulan Puisi Anak Majalah Bobo Tahun 2016. Jurnal Kelasa, 122, 213–226. Huriyah, L. 2016. Peran Perpustakaan Keluarga dalam Meningkatkan Minat dan Keterampilan Membaca Anak. JOIES Journal of Islamic Education Studies, 11, 70–95. Nafisah, A. 2014. Arti Penting Perpustakaan bagi Upaya Peningkatan Minat Baca Masyarakat. Jurnal Perpustakaan Libraria, 22, 69–81. Nafotira, A. Peran Orang Tua dalam Mengembangkan Minat Baca pada Anak Usia Sekolah Dasar Kelas 1 Satu di Surabaya, 1. Ramadhanti, D., & Yanda, D. P. 2017. Memahami Puisi. Yogyakarta Deepublish. Ramadhanti, D., & Yanda, D. P. 2018. Understanding Poetry Through the Use of Cooperative Learning Model. Cakrawala Pendidikan, XXXVII3, 436–446. Santoso, H. 2008. Perpustakaan Keluarga sebagai Media Membangun Minat dan Budaya Baca. UPT Perpustakaan Univeristas Negeri Malang. Saputri, A. 2017. Gaya Bahasa pada Puisi Karya Para Siswa yang Terbit di Rubrik “SMS” Radar Lampung. Jurnal Kelasa, 121, 11–24. Sari, A. W., & Yanda, D. P. 2016. Kontribusi Minat Baca Puisi dan Penguasaan Gaya Bahasa terhadap Keterampilan Menulis Puisi Bebas Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Lembah Gumanti. Jurnal Gramatika Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 22, 179–193. Shofaussamawati. 2014. Menumbuhkan Minat Baca dengan Pengenalan Perpustakaan pada Anak Sejak Dini. Jurnal Perpustakaan Libraria, 21, 46–59. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta Rineka Cipta. Waluyo, H. J. 2005. Apresiasi Puisi. Jakarta Gramedia. Yanda, D P, Ramadhanti, D., Afrinda, P. D., Bahardur, I., & Ihsan, M. K. 2019. The Potential of Circ’s Model in Poetry Learning at Higher Education. In ICEL 2019, March 23-24, Malang, Indonesia. Yanda, Diyan Permata. 2018. Effect of Cooperative Learning Model Type Student Team Achievement Division STAD on Skill Understanding Poetry. In Sixth Int. Conf. Lang. Arts ICLA 2017 Vol. 148, pp. 403–407. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication. Bunyamin CelikThe library uses habits of the students and their choices what to read change dramatically from student to student. Reading habits of newspapers are indicated very low in statistics, while reading habits of books were relatively much higher. In addition, the habits of library use are different, so the underlying reasons should be delved into. The aim of this study is to reveal the use of the university library and reading habits of Tishk International University Education Faculty students. 200 students who were randomly chosen from 530 students from different departments of the Faculty participated in this survey voluntarily. Descriptive and correlational research model was used in the study. In the analysis of the data, the questionnaire technique and the “chi-square test” was used. According to the results of the study; students’ use of the university library and reading habits were found to be high strong habits. On the other hand, it was concluded that students’ newspaper reading habits were lower than those of reading books. Students who think that they have not read enough books, magazines and similar reading sources have cited the problem of not finding time as a reason and the lack of the printed media and publishing in the country. In addition, it is clear that students with a high frequency of library use have academic success and a strong reading habit. On the other hand, no significant relationship was found between the frequency of reading the books and the levels of income and the level of education of study describes the learning process of inner and physical structure of poetry understanding through the use of Student Team Achievement and Division STAD and Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC cooperative learning models. In addition to the cooperative learning models, literary reading interest is also used as a consideration in the learning process of poetry understanding. This experimental study involved 63 samples from a total of 124 people. Samples were randomly selected and assigned into two experimental groups. The experimental group I, with a total of 33 subjects, was treated with the STAD model, while the experimental group II, with a total of 30 subjects, was treated with the CIRC model. The subjects in the two experimental groups were assigned to complete a literary reading interest questionnaire. After the treatment, a poetry understanding test was given to the subjects in the two groups. A t-test was subsequently used to examine the students learning outcome, by considering their interest in literary reading. The results of data analysis showed no significant differences in the application of cooperative learning models in poetry understanding. Both students with high and low literary reading interest found the learning models helpful in improving their performance in the understanding inner and physical structure of poetry. Students with low literary reading interest were motivated in the learning process as a result of the teamwork in completing the poetry understanding tasks. Keywords poetry understanding, cooperative learning, literary reading interest PEMAHAMAN PUISI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF Abstrak Penelitian ini mendeskripsikan proses pembelajaran memahami struktur batin dan struktur fisik puisi menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement and Division STAD dan Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC. Selain menerapkan model pembelajaran kooperatif, minat baca sastra juga menjadi pertimbangan dalam proses pembelajaran memahami puisi. Penelitian eksperimen ini dilakukan pada 63 orang sampel dari 124 orang populasi. Sampel dipilih secara acak dan ditugaskan ke dalam dua kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen I dengan jumlah partisipan 33 orang diberikan perlakuan dengan model STAD dan kelompok eksperimen II dengan jumlah partisipan 30 orang diberikan perlakuan dengan model CIRC. Sampel pada kedua kelompok eksperimen diminta untuk mengisi angket minat baca sastra. Setelah diberikan perlakuan, sampel pada kedua kelompok eksperimen mengerjakan tes pilihan ganda memahami puisi. Hasil belajar kedua kelompok dengan menggunakan uji t-test dibandingkan dengan pertimbangan minat baca sastra. Hasil analisis data menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari penerapan model pembelajaran kooperatif dalam proses memahami puisi. Model pembelajaran yang digunakan dapat membantu meningkatkan kinerja siswa dalam memahami struktur batin dan struktur fisik puisi, baik mahasiswa dengan minat baca sastra tinggi maupun mahasiswa dengan minat baca rendah. Mahasiswa yang memiliki minat baca sastra rendah termotivasi dalam proses pembelajaran karena adanya kerjasama tim dalam menyelesaikan tugas-tugas belajar memahami puisi. Kata Kunci pemahaman puisi, pembelajaran kooperatif, minat baca sastraPuisi "Diponegoro" Karya Chairil Anwar dengan PuisiR AndiAndi, R. 2017. Puisi "Diponegoro" Karya Chairil Anwar dengan Puisi "Bunga dan Tembok" Karya Wiji Thukul Analisis Intertekstual. Jurnal Kelasa, 22, Keluarga dalam Menumbuhkan Minat Baca AnakI FaridaFarida, I. 2001. Peran Keluarga dalam Menumbuhkan Minat Baca Ajar Statistika PendidikanR FitriD RamadhantiFitri, R., & Ramadhanti, D. 2019. Buku Ajar Statistika Pendidikan. Padang STKIP PGRI Sumbar Diksi dan Citraan dalam Kumpulan Puisi Anak Majalah Bobo TahunF HayatunnufusHayatunnufus, F. 2017. Analisis Diksi dan Citraan dalam Kumpulan Puisi Anak Majalah Bobo Tahun 2016. Jurnal Kelasa, 122, Perpustakaan Keluarga dalam Meningkatkan Minat dan Keterampilan Membaca AnakL HuriyahHuriyah, L. 2016. Peran Perpustakaan Keluarga dalam Meningkatkan Minat dan Keterampilan Membaca Anak. JOIES Journal of Islamic Education Studies, 11, Penting Perpustakaan bagi Upaya Peningkatan Minat Baca MasyarakatA NafisahNafisah, A. 2014. Arti Penting Perpustakaan bagi Upaya Peningkatan Minat Baca Masyarakat. Jurnal Perpustakaan Libraria, 22, 69-81.
The purpose of this study is to describe the implementation of poetry reading literacy in elementary schools. The approach used is qualitative and quantitative. The subjects of this study were 22 Silaing Bawah Public Elementary School teachers and 22 Silaing Bawah Public Elementary School teachers. Based on the ability to read poetry obtained the average value of the results of the pre-test reading poetry evaluation of the teachers of SD Negeri 07 Silaing Bawah and SD Negeri 08 Silaing Bawah is and is in a pretty good qualification. Whereas the average results of the reading poetry reading the evaluation of the teachers of SD Negeri 07 Silaing Bawah and SD Negeri 08 Silaing Bawah after the training was and were in good qualifications. Thus it can be seen that the implementation of poetry reading literacy can improve the ability to read the poetry of the teachers of SD Negeri 07 Silaing Bawah and SD Negeri 08 Silaing Bawah. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR P-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403 Volume 3, Nomor 1, Juli 2019 Available online at 65 This work is licensed under a Creative Commons Attribution International License. Literasi Membaca Puisi Guru SD Elfia Sukma1, Ritawaty Mahyuddin2, Zuryanty3, Ari Suriani4 1,2,3,4 Universitas Negeri Padang, Kota Padang, Indonesia E-mail elfiasukma105 Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pelaksanaan literasi membaca puisi di sekolah dasar. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah yang berjumlah 22 orang. Berdasarkan kemampuan membaca puisidiperoleh nilai rata-rata hasil penilaian pre-test membaca puisi guru-guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah adalah dan berada pada kualifikasi cukup baik. Sedangkan rata-rata hasil penilaian membaca puisi guru-guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah setelah pelatihan adalah dan berada pada kualifikasi baik. Dengan demikian terlihat bahwa pelaksanaan literasi membaca puisi dapat meningkatkan kemampuan membaca puisi guru-guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah. Kata Kunci Literasi, Membaca, Puisi, SD READING POETRY LITERACY OF ELEMENTARY TEACHERS Abstract The purpose of this study is to describe the implementation of poetry reading literacy in elementary schools. The approach used is qualitative and quantitative. The subjects of this study were 22 Silaing Bawah Public Elementary School teachers and 22 Silaing Bawah Public Elementary School teachers. Based on the ability to read poetry obtained the average value of the results of the pre-test reading poetry evaluation of the teachers of SD Negeri 07 Silaing Bawah and SD Negeri 08 Silaing Bawah is and is in a pretty good qualification. Whereas the average results of the reading poetry reading the evaluation of the teachers of SD Negeri 07 Silaing Bawah and SD Negeri 08 Silaing Bawah after the training was and were in good qualifications. Thus it can be seen that the implementation of poetry reading literacy can improve the ability to read the poetry of the teachers of SD Negeri 07 Silaing Bawah and SD Negeri 08 Silaing Bawah. Keywords Literacy; Reading; Poetry; Elementary School JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR P-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403 Volume 3, Nomor 1, Juli 2019 Available online at 66 This work is licensed under a Creative Commons Attribution International License. PENDAHULUAN Literasi dapat dipahami sebagai melek huruf, kemelekhurufan, mengenal tulisan, serta dapat membaca dan menulis. Literasi adalah kemampuan berbahasa seseorang menyimak, berbicara, membaca, dan menulis untuk berkomunikasi dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya. Sulzby 1986 mengartikan literasi secara sempit, yaitu literasi sebagai kemampuan membaca dan menulis. Hal ini sejalan dengan pendapat Grabe & Kaplan 1992 dan Graff 2006 yang mengartikan literacy sebagai kemampuan untuk membaca dan menulis able to read and write. Secara umum UNESCO mendefenisikan literasi secara sederhana, yaitu kemampuan sesorang dalam menulis dan membaca. Berdasarkan penggunaannya, literasi adalah bentuk integrasi dari kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Sebagai sebuah kesatuan komunikasi, literasi dapat dianalogikan sebuah mata rantai antar keterampilan berbahasa yang tidak dapat dipisahkan Baynham, 1995. Begitu juga dengan literasi sastra, seperti literasi membaca puisi. Literasi membaca puisi dapat dimaknai sebagai kemampuan membaca di bidang sastra, khususnya puisi. Membaca puisi pada hakikatnya merupakan sebuah keterampilan membaca dengan objek karya sastra yaitu puisi. Literasi sangat penting bagi siswa karena keterampilan dalam literasi berpengaruh terhadap keberhasilan belajar mereka dan kehidupannya. Keterampilan literasi yang baik akan membantu siswa dalam memahami teks lisan, tulisan, maupun gambar/visual. Keterampilan literasi perlu dimiliki oleh setiap individu sebagai syarat untuk berpartisipasi dalam masyarakat, dan hal ini merupakan bagian dari hak dasar manusia menyangkut pembelajaran sepanjang hayat. Salah satu literasi yang perlu dikuasai adalah literasi baca-tulis. Dengan memiliki kemampuan baca-tulis, seseorang dapat meningkatkan kualitas hidupnya menjadi lebih baik. Terlebih lagi di era yang semakin modern yang ditandai dengan persaingan yang ketat dan pergerakan yang cepat. Kompetensi individu sangat diperlukan agar dapat bertahan hidup dengan baik. Salah satu lingkup literasi baca tulis adalah literasi membaca, khususnya literasi membaca puisi. Membaca merupakan kunci untuk mempelajari segala ilmu pengetahuan, termasuk informasi dan petunjuk sehari-hari yang berdampak besar bagi kehidupan. Membaca dapat memperluas pandangan dan membuka lebih banyak pilihan baik dalam hidup. Membaca memiliki tahapan. Tahapan membaca bagi seorang siswa sangat penting karena akan berpengaruh terhadap sikap membaca dan pandangannya terhadap bahan bacaan. Survei yang dilakukan oleh International Education Achievement IEA pada awal tahun 2000 menunjukkan bahwa kualitas membaca anak-anak Indonesia menduduki urutan ke-29 dari 31 negara yang diteliti di Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika. Hal ini tentunya sangat menyedihkan karena membaca adalah hal penting yang harus JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR P-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403 Volume 3, Nomor 1, Juli 2019 Available online at 67 This work is licensed under a Creative Commons Attribution International License. diminati siswa untuk mendukung proses belajarnya. Apabila seorang siswa dipaksa untuk belajar membaca dan ia belum memperoleh dasar keterampilan tersebut, maka dapat menyebabkan frustasi dan kehilangan rasa percaya dirinya dalam membaca. Oleh karena itu, guru harus memahami urutan yang tepat dalam keterampilan membaca sehingga siswa tidak akan merasa kesulitan dalam belajar membaca. Pembelajaran membaca, khususnya membaca puisi dapat memotivasi siswa dalam berkarya, berimajinasi, dan berfantasi tidak sekedar mengikuti guru tetapi menciptakan sendiri karya sastra. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran membaca puisi, yaitu guru, siswa, dan puisi. Minat siswa dalam membaca puisi ditentukan oleh pengetahuan dan keterampilan guru dalam menyajikannya di sekolah. Oleh karena itu, guru harus memiliki pengetahuan dalam membaca puisi. Pembelajaran puisi adalah suatu proses pemberian materi dalam bentuk sebuah rangkaian tulisan yang memiliki makna konotatif, berbentuk simbol-simbol kata, serta diakhiri dengan cara-cara mengapresiasi dan pengekspresian puisi dengan baik. Di samping itu, tujuan pengajaran puisi adalah agar siswa dapat membacakan puisi dengan penuh ekspresif, imajinatif, dan memberikan daya tarik yang kuat bagi penonton sehingga puisi tidak lagi dibacakan dengan cara monoton. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rohana 2014 permasalahan dalam membaca puisi adalah guru masih menggunakan pengajaran yang kurang inovatif dan kreatif. Pengajaran yang kurang inovatif terlihat ketika guru menyampaikan materi membaca puisi masih kurang dalam mempraktikan dari segi artikulasi, vokal, irama, mimik, dan kinestik. Kemudian, pengajaran membaca puisi kurang kreatif. Hal ini terlihat ketika guru tidak mampu membangkitkan semangat siswa untuk memberikan penjiwaan terhadap karya sastra puisi yang dibacanya. Pengajaran sastra yang kurang inovatif dan kreatif, tampaknya perlu dipertimbangkan untuk diarahkan pada pembimbingan apresiasi sastra melalui pembacaan puisi. Dalam pembimbingan apresiasi membaca puisi inilah siswa dapat dilatih untuk peka terhadap nilai-nilai keindahan yang terkandung dalam puisi. Penelitian lain seperti yang dilakukan oleh Marlinton 2014 menunjukkan bahwa guru kesulitan dalam mengajarkan membaca pusi diantaranya keberadaan pembelajaran puisi di sekolah harus diakui masih minim dan kurang menyenangkan bagi siswa. Kemampuan siswa dalam membaca puisi masih terasa dangkal dan kurangnya penjiwaan. Di sisi lain lemahnya pembelajaran puisi, karena peran guru yang kurang maksimal dalam mendemonstrasikan membaca puisi yang benar. Selain itu, guru yang kurang pandai dalam mendemonstrasikan pembacaan puisi yang menarik. JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR P-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403 Volume 3, Nomor 1, Juli 2019 Available online at 68 This work is licensed under a Creative Commons Attribution International License. Permasalahan-permasalahan tersebut sesuai dengan permasalahan yang dialami oleh guru-guru SD Kecamatan Padang Panjang Barat, Kota Padang Panjang. Guru belum terampil dalam mengajarkan membaca puisi kepada siswa. Terlebih lagi membaca puisi merupakan salah satu bidang yang rutin dilombakan dalam ajang O2SN setiap tahunnya. Akibatnya, guru kesulitan membimbing siswa dalam membaca puisi dan belum ada siswa SD Kecamatan Padang Panjang Barat Kota Padang Panjang yang berhasilkan memenangkan lomba O2SN tersebut. Oleh karena itu, guru diharapkan mampu membawa siswanya untuk asyik membaca karya sastra dan tertarik untuk mendiskusikan bersama dengan teman-temannya. Dengan membaca sastra siswa berkesempatan untuk berkenalan langsung dengan karya sastra dan mengapresiasinya. Menurut Aminuddin 200452, idealnya pembelajaran sastra itu dapat memanfaatkan teks sastra sejalan dengan kekayaan isinya karena pembelajaran sastra bukan berorientasi pada hasil semata-mata. Lebih penting dari itu, dalam pembelajaran sastra guru juga melakukan pembinaan kegiatan membaca dan pembinaan apresiasi sastra, khususnya dalam membaca puisi. METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah yang berjumlah 22 orang. Pendekatan dan metode yang ditawarkan untuk memecahkan masalah adalah dengan melaksanakan pelatihan secara menyeluruh teori dan praktik sehingga pemahaman dalam penerapan literasi membaca puisi dapat ditingkatkan dan diaplikasikan setelah tujuan ini dapat tercapai secara maksimal, maka metode yang dapat dilakukan adalah berupa proses dengan tahap-tahap berikut 1 Penulisan jobsheet yang memuat a Pentingnya Literasi, b Yang harus diperhatikan dalam membaca puisi, dan 3 Pelatihan literasi membaca puisi; 2 Penyajian materi sesuai dengan isi jobsheet yang dilakukan dengan metode a Ceramah untuk pemahaman pengertian, konsep membaca puisi yang baik dan benar; dan b Praktik latihan dengan bimbingan dalam membaca puisi. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan penelitian ini adalah berupa pelaksanaan literasi membaca puisi bagi guru-guru SD Kecamatan Padang Panjang Barat Kota Padang Panjang. Kegiatan diawali dengan pengenalan dengan pihak sekolah SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah. Tahapan selanjutnya adalah melakukan pertemuan dengan kepala sekolah SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah untuk pemantapan jadwal pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat tentang pelatihan literasi membaca puisi bagi guru-guru SD. Peserta pelatihan literasi JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR P-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403 Volume 3, Nomor 1, Juli 2019 Available online at 69 This work is licensed under a Creative Commons Attribution International License. membaca puisi adalah guru-guru di SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah yang berjumlah 22 orang. Berdasarkan hasil pertemuan dengan kepala sekolah SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah, diputuskan bahwa pelaksanaan kegiatan pelatihan literasi membaca puisi bagi guru-guru SD dilakukan tiga kali pertemuan, yaitu tanggal 14 September 2018, 25 Oktober 2018, dan 15 November 2018. Untuk mengukur kemampuan awal peserta dalam membaca puisi, maka dilakukan pre-test membaca puisi terlebih dahulu. Masing-masing peserta diminta untuk membaca puisi yang telah disediakan panitia. Berikut adalah hasil penilaian pre-test membaca puisi peserta sebelum pelatihan. Tabel 1. Hasil Penilaian Pre-Test Membaca Puisi Peserta Sebelum Pelatihan Keterangan P Penghayatan I Intonasi M Mimik Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa rata-rata hasil penilaian pre-test membaca puisi guru-guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah adalah dan berada pada kualifikasi cukup baik. Setelah dilaksanakan pre-test membaca puisi, kegiatan selanjutnya adalah menyajikan materi tentang pelatihan membaca puisi. Setelah semua materi disampaikan kepada peserta, maka dilakukan latihan membaca adalah hasil penilaian membaca puisi peserta setelah pelatihan. JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR P-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403 Volume 3, Nomor 1, Juli 2019 Available online at 70 This work is licensed under a Creative Commons Attribution International License. Tabel 2. Hasil Penilaian Membaca Puisi Peserta Setelah Pelatihan Keterangan P Penghayatan I Intonasi M Mimik Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa rata-rata hasil penilaian membaca puisi guru-guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah setelah pelatihan adalah dan berada pada kualifikasi baik. Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Penilaian Membaca Puisi Peserta JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR P-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403 Volume 3, Nomor 1, Juli 2019 Available online at 71 This work is licensed under a Creative Commons Attribution International License. Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa rata-rata hasil nilai pre-test peserta adalah dan rata-rata hasil nilai membaca puisi setalah pelatihan adalah Dengan demikian terlihat bahwa kemampuan membaca puisi guru-guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah meningkat setelah dilaksanakan kegiatan pelatihan literasi membaca puisi. PEMBAHASAN Pelaksanaan kegiatan literasi membaca puisi mampu menggali potensi guru untuk menuangkan gagasannya dalam sebuah puisi. Melalui kegiatan literasi, guru tidak hanya mampu dan berani mengeksplorasi kemampuan mereka, tetapi guru juga dengan senang hati untuk melakukan kegiatan literasi membaca puisi Sari, 2016. Kesadaran literasi penting untuk ditumbuhkembangkan, karena dapat membuat siswa menjadi cerdas dalam melihat masalah dalam kehidupannya. Namun ketika perkembangan literasi tidak disokong oleh praktik dan lingkungan literasi yang ideal, maka guru akan mengalami dalam pelaksanaan kegiatan literasi, khususnya literasi membaca puisi. Dari segi praktik yang tidak sesuai dengan idealnya, seperti hasil belajar yang terfokus pada aspek keterampilan berbahasa belum berjalan semestinya, akan menimbulkan kesulitan pada siswa dalam pemerolehan literasi atau meningkatkan kemampuan literasinya. Oleh karena itu penting bagi guru untuk memahami pelaksanaan kegiatan literasi tersebut.. Menurut Metiri 2003guru harus peka terhadap tujuh tanda literasi yang mulai muncul pada siswa, yaitu1 siswa melakukan aktivitas membaca buku, puisi, ataupun bernyanyi, 2 siswa menulis dan dapat membaca tulisannya walaupun tidak ada yang bisa membaca tulisannya, 3 siswa dapat menunjukkan apa yang ingin dibaca, 4 siswa telah mengenal kata dan huruf, 5 siswa mengenal beberapa kata konkret, nama mereka, nama teman, dan kata-kata yang disukai lainnya, 6 siswa mengenali intonasi kata, dan 7 siswa dapat menyebutkan huruf-huruf dan dapat menyebutkan kata yang dimulai dengan bunyi inisial. Ketika tujuh tanda literasi tersebut sudah dikenali dengan baik, maka guru dapat memaksimalkan usahanya dalam rangka menggiring siswa untuk memperoleh kemampuan literasinya. SIMPULAN Literasi dapat dipahami sebagai melek huruf, kemelekhurufan, mengenal tulisan, serta dapat membaca dan menulis. Literasi adalah kemampuan berbahasa seseorang JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR P-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403 Volume 3, Nomor 1, Juli 2019 Available online at 72 This work is licensed under a Creative Commons Attribution International License. menyimak, berbicara, membaca, dan menulis untuk berkomunikasi dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya. Permasalahan dalam membaca puisi adalah guru masih menggunakan pengajaran yang kurang inovatif dan kreatif. Pengajaran yang kurang inovatif terlihat ketika guru menyampaikan materi membaca puisi masih kurang dalam mempraktikan dari segi artikulasi, vokal, irama, mimik, dan kinestik. Kemudian, pengajaran membaca puisi kurang kreatif. Hal ini terlihat ketika guru tidak mampu membangkitkan semangat siswa untuk memberikan penjiwaan terhadap karya sastra puisi yang dibacanya. Pengajaran sastra yang kurang inovatif dan kreatif, tampaknya perlu dipertimbangkan untuk diarahkan pada pembimbingan apresiasi sastra melalui pembacaan puisi. Dalam pembimbingan apresiasi membaca puisi inilah siswa dapat dilatih untuk peka terhadap nilai-nilai keindahan yang terkandung dalam puisi. Solusi yang ditawarkan adalah diadakannya kegiatan pelatihan literasi membaca puisi bagi guru-guru SD kecamatan Padang Panjang Barat kota Padang Panjang. Pelaksanaan kegiatan pelatihan literasi membaca puisi dilakukan tiga kali petemuan, yaitu tanggal 14 September 2018, 25 Oktober 2018, dan 15 November 2018. Kegiatan dilakanakan di SD Negeri 07 Silaing Bawah Kecamatan Padang Panjang Barat Kota Padang Panjang. Untuk mengukur kemampuan awal peserta dalam membaca puisi, maka dilakukan pre-test membaca puisi terlebih dahulu. Masing-masing peserta diminta untuk membaca puisi yang telah disediakan panitia. Rata-rata hasil penilaian pre-test membaca puisi guru-guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah adalah dan berada pada kualifikasi cukup baik. Sedangkan rata-rata hasil penilaian membaca puisi guru-guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah setelah pelatihan adalah dan berada pada kualifikasi baik. Dengan demikian terlihat bahwa kemampuan membaca puisi guru-guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah meningkat setelah dilaksanakan kegiatan pelatihan literasi membaca puisi. DAFTAR RUJUKAN Aminuddin. 2004. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung Sinar Baru Aglesindo. Baynham, Mike. 1995. Literacy Practices Investigation Literacyin Social Context. United Kingdom Longman Group Limited. Grabe, W. & Kaplan R. Eds. 1992. Introduction to Applied Linguistics. New York AddisonWesley Publishing Company. JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR P-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403 Volume 3, Nomor 1, Juli 2019 Available online at 73 This work is licensed under a Creative Commons Attribution International License. Graff, Harvey J. 2006 Literacy. Microsoft Encarta [DVD]. Redmond, WA MicrosoftCorporation. Marlinton, dkk. 2014. Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Menggunakan Strategi Pemodelandi Kelas II SDN 56Sidik Diakses 4 Februari 2018 Metiri Group. 2003. Engauge 21stCentury Skills Literacy in the Digital and Metiri Group Illinois and California. Rohana. 2014. Implementasi Pembelajaran Apresiatif Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Siswa Kelas VII B1 SMP Negeri 6 Singaraja. e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha. Volume Vol 2 No 1. Ryan, Lylod R. 1993. UsingPictures in Teaching Art and Other Stuff. Diunduh dari pada bulan Mei 2016. Sari, E. S. 2016. Mengoptimalkan Kembali Literasi Sastra di Perguruan Tinggi Perlukah. Yogyakarta KNBS III. Supriyadi, dkk. 1994. Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta Depdikbud. Zuchdi, Darmiyati dan Budiasih. 1996. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta Depdikbud. PROFIL SINGKAT Elfia Sukma adalah dosen PGSD FIP UNP pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia. Lahir di Bukittinggi, 22 Mei 1963. Menempuh S1 di IKIP Padang jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia tamat pada tahun 1986 dan melanjutkan S2 di Universitas Negeri Malang jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia dan tamat pada tahun 2006. ... Especially in an increasingly modern era marked by intense competition and fast movement. Individual competence is needed to survive well Suciawati, 2018;Sukma et al., 2019. Based on this information, improving the reading literacy of Indonesian students is needed the effort to achieve this goal. ...Fitri Andriani SetyowatiKristianiTri MurwaningsihThe low reading literacy of Indonesian students is still a problem in the world of education in Indonesia. Testing the feasibility of reading literacy instruments and testing the effectiveness of visual picture economics textbook based on problem-based learning in improving reading literacy skills are the objectives of this study. This type of study is quasi-experimental, with a sample of 62 students divided into classes XI IPS1 and XI IPS2. The samples in this study used the cluster random sampling method. The data taken from this study used various techniques including 1 interviews, 2 observations, 3 questionnaires, and 4 questions. Data analysis uses several techniques including 1 quantitative descriptive analysis, 2 Inferential statistical analysis was preceded by a prerequisite test consisting of a normality test and a homogeneity test followed by a t-test, and 3 hypothesis testing. The results showed that the reading literacy instrument was declared feasible and valid, and the research data were normally distributed and homogeneous. In addition, based on the t-test, the results showed that H0 was rejected and H1 was accepted, which means that there is a difference in the level of students' reading literacy skills between using visual picture economics textbook based on problem-based learning and conventional economics textbooks. In the experimental class, the average reading literacy level was and in the control class. Based on these results, the use of an economic textbook with visual images based on problem-based learning is more effective in improving reading literacy compared to using conventional economics textbooks. This research implies increasing reading literacy skills by utilizing visual picture economics textbook based on problem-based learning. Wayan - ArtikaPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji keberadaan komunitas sastra Indonesia di media sosial, serta kaitannya dengan kegiatan literasi di sekolah. Adapun pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah komunitas sastra digital di internet dalam platform media sosial. Data dikumpulkan dengan metode perambahan digital. Untuk mengumpulkan data, maka digunakan teknik baca dan kutip yang selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif melalui tahap deskripsi, komparasi, identifikasi, klasifikasi, dan reduksi. Simpulan penelitian diambil secara deduktif. Berdasarkan analisi data, komunitas sastra di media sosial lahir karena kemajuan teknologi internet. Komunitas sastra media sosial tidak dipengaruhi oleh faktor geografi, yang mana merupakan salah satu ciri komunitas sastra sepanjang periode sejarah ketika internet belum ada. Contoh komunitas sastra media sosial yang terkenal adakan Fiksimini, Cerfet, dan KOPI. Komunitas sastra yang bersifat virtual memiliki persoalan kesolidan antaranggota yang kurang. Berdasarkan eksistensi dan jenis karyanya, keberadaan komunitas sastra di media sosial dapat membantu kegiatan literasi di sekolah, khususnya dalam fungsi sebagai sumber bacaan. Kata Kunci Komunitas Sastra, Literasi, Media Sosial, SekolahElfia SukmaT IndrawatiAri SurianiThe purpose of sending it to the community is to train teachers in using early grade literacy media in elementary schools. The method used in the form of training to teachers in using media literacy. Participants in the service are 18 Air Tawar Selatan elementary school teachers and 25 Air Tawar Selatan public elementary schools, 22 Koto Tangah District Padang City. Based on the training results it can be seen that the average score of the pre-test participants was and the average value of reading poetry after the training was Thus it can be seen that the ability of 18 Air Tawar Selatan public elementary school teachers and 25 Air Tawar Selatan public elementary school Koto Tangah District, Padang City have improved after the training in the use of early grade literacy Kemampuan Membaca Puisi Menggunakan Strategi Pemodelandi Kelas II SDN 56SidikDkk MarlintonMarlinton, dkk. 2014. Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Menggunakan Strategi Pemodelandi Kelas II SDN a/publications/215405-peningk Diakses 4 Februari 2018Engauge 21 st Century Skills Literacy in the Digital AgeMetiri GroupMetiri Group. 2003. Engauge 21 st Century Skills Literacy in the Digital and Metiri Group Illinois and Pembelajaran Apresiatif Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Siswa Kelas VII B1 SMP Negeri 6 Singaraja. e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaRohanaRohana. 2014. Implementasi Pembelajaran Apresiatif Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Siswa Kelas VII B1 SMP Negeri 6 Singaraja. e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha. Volume Vol 2 No in Teaching Art and Other StuffLylod R RyanRyan, Lylod R. 1993. UsingPictures in Teaching Art and Other Stuff. Diunduh dari h/vol2/ pada bulan Mei Bahasa Indonesia 2. Jakarta DepdikbudDkk SupriyadiSupriyadi, dkk. 1994. Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas RendahDarmiyati ZuchdiDan BudiasihZuchdi, Darmiyati dan Budiasih. 1996. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta Depdikbud.
membaca puisi termasuk kegiatan membaca